Masyarakat Indonesia sering kali membayangkan bahwa edukasi seksual dapat membuat anak ‘cepat dewasa’ dengan cepat, namun banyak hal yang salah dalam pemahaman ini. Edukasi seksual bukanlah tentang mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Fakta atau Mitos?
Penelitian menunjukkan bahwa edukasi seksual yang tepat dapat membantu anak mengambil keputusan yang lebih bijak dan sehat tentang hubungan seksual. Namun, hal ini tidak berarti anak akan ‘cepat dewasa’.
Apakah Edukasi Seksual Membuat Anak Cepat Dewasa?
Sebenarnya, edukasi seksual yang tepat dapat membantu anak menghindari risiko kehamilan yang tidak terencana dan HIV/AIDS. Namun, hal ini tidak berarti anak akan menjadi ‘cepat dewasa’ dalam arti mereka akan lebih dewasa dari usia sebenarnya.
Contoh Sehari-hari
Bayangkan sebuah keluarga dengan anak muda yang baru saja memulai edukasi seksual. Mereka telah membahas tentang pentingnya penggunaan kontrasepsi dan cara menghindari kehamilan yang tidak terencana. Namun, hal ini tidak berarti anak tersebut akan menjadi ‘cepat dewasa’. Mereka masih harus menyelesaikan pendidikan dasar dan sekolah menengah.
Risiko Kehamilan yang Tidak Terencana
- Pada tahun 2019, sebanyak 16.000 anak di Indonesia baru saja lahir setelah ibu hamilnya tidak mengenal ayahnya.
- Sebuah survei menunjukkan bahwa 1 dari 5 perempuan berusia 15-19 tahun memiliki pengalaman kehamilan yang tidak terencana.
Konsekuensi Kehamilan yang Tidak Terencana
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir dari hubungan seksual tanpa persetujuan orang tua memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena HIV/AIDS dan kecelakaan kesehatan lainnya.
Pentingnya Edukasi Seksual
Edukasi seksual bukanlah tentang mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan tentang membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijak dan sehat tentang hubungan seksual. Dengan demikian, kita dapat mencegah risiko kehamilan yang tidak terencana dan HIV/AIDS.